Saturday 6 June 2015

The Last House On The Left

Ini bukan review film.
Sekali lagi bukan.
Aku udah kasih peringatan loh.

Cuma sekedar cerita random aja sekalian ngisi blog biar tetap ada postingan 😀
Sebenarnya karena ga biasa cerita film yang aku tonton jadinya suka bias meleber ke mana-mana dan ga fokus lagi ke cerita film-nya. Jadi tariklah napas dalam-dalam sebelum lanjut baca agar tidak semaput karena kekurangan oksigen.
Masalah lain aku bilang ini bukan review film adalah aku seringkali terlalu memerhatikan pada hal yang jauh dari para penggemar film biasa lakukan.
Aku ga tahu si aktris A, B, C pernah main film apa saja. Boro boro mau bandingin aktingnya.
Atau adegan ini mirip banget sama film yang mana.
Atau efeknya khas siapa banget.
Dan banyak istilah istilah yang kalau pas baca review film orang itu mesti sambil googling saking bingungnya.

Trus kenapa baru ini cerita?
Sering kog. Tapi cuma masuk draft. 😁
Kadang selesai nonton juga ya udah gitu aja. Lewat tanpa kesan kayak di-pedekatein sama orang yang cuma kamu anggap teman. Ga ada kenangan. #dhuaarrr
Alasan lain adalah aku payah dalam mengingat hal yang tidak terlalu penting. #ditoyor
Lagipula buat aku nonton film itu rekreasi, ya juga untuk melatih fokus dan konsentrasi ke satu hal dalam waktu yang cukup lama. Semacam meditasi. maaf ya buat yang hobinya nonton.
Karena saat isi kepala terlalu ramai kanan kiri depan belakang terlalu bising dengan energi negatif yang dibutuhkan adalah kembali bersilaturahmi dengan diri sendiri. Menikmati waktu sendiri. Jadi ya.. ga banyak yang bisa diceritakan soal apa yang kamu lakukan dan kerjakan dengan dirimu sendiri, ya kan?

Balik lagi ke film The Last House On The Left
Saat pertama baca judul film ini refleks aku bergumam, "to the left to the left everything you owned in the box to the left..."
Sialan banget kan?
Aku sih lihat posternya ya langsung keingetan sama film thriller yang lain. Suasana kayak mati lampu gitu. Eh bener kan ya?
Etapi semua film horror thriller kan emang saudara yang baik suka saling ngingetin satu sama yang lain 😂

ceritanya sih tentang orang tua suami istri too good to be true yang  mencoba menyelamatkan keluarga sekaligus balas dendam ke orang yang udah celakain anaknya. Dibantu anak si penjahat yang bosen di-bully si ayah brengsek.

Jadi film dibuka dengan dua polisi yang sedang bawa tahanan entah ke mana, trua diserang sama teman si tahanan dan kedua polisi itu tewas. Lalu ada tokoh protagonis ayah dokter, ibu rumah tangga yang manis, merencanakan liburan ke rumah peristirahatan mereka di pinggiran kota membawa anak gadisnya yang seorang atlit renang.
Ga lama setelah berenang di danau, mandi pake shower ( yang jujur aku mikir banget ada setan, pembunuh kambuhan atau maniak yang muncul kayak film2 lain tapi ternyata ga ada.) Setelah itu anak akhirnya minta ijin keluar bawa mobil mengunjungi teman mainnya. Temannya ini kerja jadi kasir satu minimarket gitu, jaraknya ya sekitar 10 Menit dari rumahnya yang terletak di tengah hutan.
Lalu saat ngobrol mereka sempat kepikiran buat nge-ganja bareng tapi ga bisa karena sodara si atlit ini udah meninggal jadi ga tahu mesti minta ke siapa. Sodara cowoknya ini sih ga jelas siapa, meninggal karena apa. Taunya udah meninggal aja. Yang sempet bikin si atlit galau sama musibah ini karena si sodara ninggalin kenang-kenangan liontin emas yang bertuliskan harapan adiknya dapat medali emas. Yang akhirnya dipakai sama si cewek.
Nah ternyata pembicaraan mereka dicuri dengar oleh seorang cowok-yang-kalo- didandanin-lumayan-juga-tapi-kog-ya-mukanya-nelangsa-banget.
Nah si cowok ini nyoba buat nego dengan cewe kasir saat dia ga bisa nunjukin kartu identitas tapi mulut asem banget pengen ngerokok dan bakalan ngasih dua cewek ini ganja kualitas nomor 1, gratis.
Hmmm... agak aneh ya.
emang kalo orang bisa nge-fly gratis gampang didapat apa dia masih nyari rokok padahal ga akan dikasih juga di sana kalau ga punya kartu identitas.
Ya sudahlah kali tuh cowok lagi bosen aja, biasa kan cowok kadang udah punya cewek yang oke aja masih suka selingkuh sama yang kalau dilihat lihat sih ya ga sebanding dengan ceweknya. Mungkin juga dia cuma modus pengen kenalan. Atau tuh cowok cuma lelah.
Ya sudahlah.

Nah setelah ini film baru mulai naik ketegangannya. Ya ada juga sih adegan 17+ jadi ga perlu ngajak adek atau keponakan kamu nobar. Ga terlalu menakutkan sih. Cuma ya banyak yang bikin gemes pengen lelepin penjahatnya. Tapi endingnya ga ketebak.

ya ga bagus banget sih karena ceritanya  banyak terlalu dipaksakan menurutku dan sempet ketiduran beberapa kali selama nonton tapi lumayan buat ngingetin aja sih kalau kebanyakan orangtua tuh bakalan ngelakuin apa aja buat anaknya. Apalagi kalau kamu sampai nyakitin anaknya. Siap siap aja deh.

Ya besok besok cerita soal film lain.
Mudah-mudahan ga bikin niat kalian dari pengen nonton jadi ga pengen nonton. 😂😂

09 Jun 2015
(L)

No comments: