Tuesday 28 August 2018

Cuma mau menegaskan kalau isi blog ini belakangan adalah hal-hal random.

Apa yang terlintas di pikiran dan tidak malas mengetik hingga jadilah sebuah postingan. (Kalau nge-draf mah jalan terus :p )

Kecuali kalau memang ada tujuan yang harus dicapai....maka mau tak mau harus rajin posting. Ehehhe....

Untuk yang tersesat di sini, kalau lagi mumet buruan kabur, ga usah baca apalagi postingan tahun 2016 ke belakang itu dulu aku pernah sok puitis :')
Nanti nambah-nambahin mumet.

Ya dulu aku pernah gitu banget nulisnya...Sampai ada sesuatu dan lain hal.... ya halah.

Ya ini cuma mau bantu ingetin aja, kalau masih tetap mau baca yowes.


L, 270818

Friday 24 August 2018

Kamu Tidak Akan Bisa Menjadi Segalanya

Dulu, setiap kali dengar lagu dengan lirik, " you're my everything..." kesannya tuh ya so sweet banget dan tiba-tiba jadi es karena merasa "meleleh"
Itu dulu.
Sebelum negara api menyerang akhirnya aku tau itu semua tai sapi aka bullshit saja.

Kenyataannya, kamu ga akan pernah jadi seseorang yang bisa ngasih segalanya ke orang yang kamu sayang dan juga sebaliknya, menuntut memiliki/mendapatkan segalanya dari orang yang kamu sayang dan menyayangimu. (Ga usah sebut cinta lah ya, kejauhan. Hehehehe)

Saking segalanya ada banyak orang yang kalau pisah ngomongnya suka, "aku lebih baik mati aja daripada kita pisah." Atau "apalah artinya hidup ini kalau kita ga bisa sama-sama"
"Trus gara-gara kamu dia stress loh. Bla...bla...bla..."
Yeah right.
Sampai gatelnya kumat trus bikin anak deh sama orang lain. Mamam tuh.

Konsep dia segala-galanya itu apalagi ke pasangan, terlalu naif menurutku.
Sama seperti berteman di zaman sekarang, as long as you worth, we're friend. (Untuk efek maksimal coba ganti friend dengan together.) Gitu.
Begitu juga dalam hubungan lebih dari teman, ttm dan sejenisnya. Kalau ga ada sesuatu yang kita butuhkan dari seseorang ya ga mungkin lah terjadi hubungan yang makin akrab dan dekat apalagi baper.
Entah itu enak diajak ngobrol, keuntungan yang didapat berarti kamu punya teman ngobrol yang asyik, entah itu selevel, sepemahaman, atau se-klise, "nyambung aja."
Dan ya seharusnya semua hubungan yang ingin diseriusi dimulai dari komunikasi dua arah yang baik, benar bukan?
Ada juga yang berhubungan karena pasangannya royal, keuntungan yang didapat... ya sama-sama tau lah ya.
Ada lagi yang karena fisiknya oke. Udah yang ini ga usah dilanjutkan lagi. 😂
Intinya ada keuntungan yang didapat, dan jika udah bosan, lalu pisah, kemungkinan akan ada kalimat, "jalan kita udah beda." Di sini yang dimaksud adalah, apa yang aku mau dan aku pikir ada padanya dulu ternyata sudah ga memuaskan aku lagi. Lalu aku menemukan sesuatu yang lebih menarik dan kekurangan dia semakin nampak. Udah. Kan udah pada tau ya, manusia itu selalu aja ngerasa kurang.

Jika selingkuh, kemungkinan besar terjadi karena sudah terlanjur buat komitmen tapi rasa bosan karena asupan kesenangan tak terpenuhi lagi. Mau pisah tapi udah berkorban banyak atau khawatir dihakimi oleh masyarakat.
Tentu saja hal ini menunjukkan kepercayaan sudah jauh bergeser nilainya. Karena itu jangan gampang percaya.
Krisis kepercayaan kepada orang lain adalah efek samping.

Ini sebuah kisah:
Ada seorang suami yang mengejar perempuan lain karena istrinya sibuk sendiri. Sedangkan suaminya ingin menikmati hasil dari kerja kerasnya selama ini. Istrinya selalu menolak jika diajak keluar untuk sekedar makan atau nonton, apalagi berdua, apalagi mau romantis-romantisan. (Meskipun anak-anak bisa dititipkan pada orangtua dan kenyataannya sehari-hari memang sudah terbisa dititipkan karena suami istri bekerja.) Dengan alasan lelah, menyuruh suami keluar sendiri saja. Awalnya si laki-laki menerima tapi semua orang akan berusaha menutupi kekurangannya. Betul begitu?
Lalu suaminya bertemu dengan perempuan yang menurutnya open minded, dan bisa memenuhi kebutuhan akan komunikasi, waktu, bahkan menjadi teman diskusi yang tidak bisa disediakan pasangannya, si suami berpikir untuk menikah lagi namun tidak melepas istri pertama, karena sebenarnya sang suami masih cinta hanya saja kebutuhannya tidak diakomodir pasangannya dengan baik. Jalan satu-satunya adalah mencari tambahan pelengkap di tempat lain.
Siapa yang patut disalahkan?
Ketiganya.
Istri, karena lupa setelah menikah, suami juga tetap butuh pasangannya. Bukan cuma istri yang juga ibu bagi anaknya.
Suami, karena tidak bisa menemukan cara menyampaikan apa yang ia butuhkan dengan baik kepada istri.
Mereka berdua bodoh dan membuka pintu bagi orang lain masuk.
Orang (Perempuan)ke-3 (yang jadi contoh di sini) karena setelah tau laki-laki yang mendekatinya memiliki pasangan, sebaiknya ia menjaga jarak. Terlepas dari mereka memiliki masalah atau tidak, dan seburuk apa hubungan mereka, itu adalah komitmen mereka, jika anda merasa bisa jadi lebih baik, berikan ultimatum dan menjauh sebelum semua jelas. Titik. Dan ya itu yang dilakukan perempuan ini. Menjauh dan menutup segala bentuk akses. Pinter kan? Salah-salah tetap temanan aja dikatain pelakor. Rugi ya.

Entahlah apa tulisan ini jadi melebar atau masih di garis yang sama dengan awal tulisan tentang tak ada sesiapapun yang bisa menjadi segala-galanya bagi orang lain.

Bagi seseorang yang punya trust issue, kata-kata, "you're my everything hanyalah sebatas lirik lagu, tak lebih."
Mendapatkan ucapan seperti itu tak lantas membuat jadi berbunga-bunga karena sadar, tak ada manusia yang pernah merasa cukup.

Sekali lagi komunikasikan dengan baik batasan, "everything" dengan baik.
Jika tak bisa secara langsung coba lewat tulisan. Karena ada banyak manusia yang merasa bisa lebih bebas ketika menyampaikan isi pikiran maupun hatinya melalui tulisan.

Ini tulisan sebagian curcol dan sisanya hanya menumpahkan apa yang ada di dalam kepala.


L 240818


Teruntuk kalian yang sudah punya pasangan tapi pernah terpikir atau berencana apalagi sudah terlanjur selingkuh. Tolonglah jujur dan tanyakan ini pada diri sendiri, "apakah kalian rela jika suatu saat anak kalian memiliki pasangan yang seperti kalian? Tukang selingkuh."

Pikirkan saja itu dulu, jika saudara atau anak kalian yang menjalani hubungan dengan seseorang yang suka selingkuh, apa yang anda rasakan?

Apakah anda akan baik-baik saja?


L 240818

Saturday 11 August 2018

Marah.
Siapapun pasti pernah.
Yang membedakan adalah apakah rasa marah tersebut dilampiaskan atau dialihkan menjadi sesuatu yang lebih baik.

Hari ini aku memutuskan ga kalah dan jadi lebih sabar.
Energi negatif dibuang di jogging track, setelah pulang melihat diri sendiri lebih segar hati jadi sedikit berbunga walaupun tetap marah.
Apalagi yang harus dilakukan untuk meredakan ini? Mau lanjut gerak... badan sudah capek, akhirnya milih dengerin lagu, buka aplikasi kamera, ya sudah lah mulai foto ga jelas, videoin diri sendiri yang lagi entah nyisirin poni, ngedip-ngedipin mata macam balita, foto pake tambahan sticker, alay banget lah.
Setelah itu cek hasilnya ketawa sendiri. Cobalah ini.

Sebagai orang yang ga gampang memercayakan isi hati ke orang lain (lagi), curhat adalah sebuah pe-er yang sulit. 
Di dalam pikiranku seakan sedang menyerahkan pedang kepada lawan dan pasrah di ujungnya.
Orang yang kita kenal bertahun lamanya dan pikir tak akan menyakiti saja justru bisa jadi yang bikin kita paling sakit hati, lupakan saja soal cerita panjang lebar isi hati dan pikiran.
Kemarahan karena apa yang kita harapkan tak sesuai kenyataan. Lah iya dunia ini punya banyak orang hang maunya juga ga sama kayak aku, ga bisa maksa, ga guna ngambek, ga penting banget akhirnya marah-marah meluapkan emosi sehingga menghilangkan banyak akal sehat dan kebaikan diri.
Lalu seperti aku, ketika marah, bingung mau mencurahkan isi hati pada siapa? Punya pasangan pun kasihan juga kalau jadi pelampiasan walau orangnya rela, jadi pandai-pandai lah mengelola emosi.
Meski nulis gini aku tuh ya pernah bocor juga, lalu merasa menyesal kenapa ga bisa tahan sedikit lagi, tapi sungguh manusia kodratnya salah dan lupa. Eaaa... pembenaran.
Jadi saat marah aku selalu mengingatkan diri sendiri,muka pasti jelek, jadi keriputan karena kening berkerut dan muka ditekuk, tambah keliatan cepat tua dong, fan kita cenderung ga bisa lagi mengontrol apapun tindakan dan ucapan, kayak rem blong, akhirnya rugi sendiri.

Setrlah menemukan cara ini semoga penyaluran emosi negatif hari ini bisa diterapkan di kemudian hari dan di orang lain juga.
Karena konon batu yang ditetesin air lama-lama juga berlubang. Mungkin memang dikasih ngerasain emosi negatif, lalu tiap kali belajar menata hal negatif, dijalani, toh lama-lama terlatih. Toh yang merasakan manfaat juga diri sendiri.

Ah sudah postingan ini anggaplah permintaan maaf dari apapun komentar random hari ini pada kalian.
Semoga aku, kita, bisa lebih sabar.


L, 10 Agust 18