Saturday 4 February 2012

Pulau Kemaro - I Love Palembang

Hari ini demam Cap Go Meh di mana-mana, dan aku sebagai warga kota Palembang rasanya kurang afdol kalo ga bikin postingan tentang kota kelahiran tercinta dong ya :p
Well, daku mencoba menguraikan sedikit tentang Pulau Kemaro ini dan hubungannya dengan Cap Go Meh, yang di kumpulkan dari hasil bertanya sana sini juga engkong Google, selamat membaca... :)

Pulau Kemaro,
yang terletak di hilir sungai Musi ini tak pernah mengalami kebanjiran ataupun di genangi air meskipun debit air sungai sedang tinggi, inilah alasan pertama kenapa pulau ini di beri nama Pulau Kemaro (Kemarau) dan luasnya semakin bertambah, menarik kan?

Jika ingin melancong ke pulau ini salah satu caranya adalah dengan naik perahu motor yang sering di sebut "ketek" (tidak sama dengan ketiak. :P ) yang banyak di pinggiran sungai sepanjang Benteng Kuto Besak.

Atau jika sedang ada perayaan Cap Go Meh  yang di rayakan sekitar 13 hari setelah hari raya tahun baru Imlek, yaitu hari di mana momen puncak dari perayaan ini sendiri yang tepat pada pukul 00.00 menurut kepercayaan, pengaruh shio yang akan datang (Naga Air) berpengaruh penuh selama satu tahun yang akan datang setelah sebelumnya di kuasai shio lain (Kelinci).

Untuk mencapai Pulau Kemaro ini di sediakan angkutan melalui jalur sungai menggunakan Ponton (tongkang) yang di tarik Tugboat.
Satu ponton daya angkutnya bisa mencapai 8 Ton, dan satu ponton yang panjangnya 150 meter dan memiliki lebar 9 meter bisa menampung hingga ratusan orang. Sounds cool? (Membayangkan konser musik di Sungai Musi :P )

Selain itu bisa melalui jalur darat di daerah Pusri bekas pabrik ban PT Intirub atau gudang beras, di sini di buat jembatan penyebrangan menggunakan 6 ponton yang di pasangi tenda dan lampu penerangan, yang di bagi menjadi 2 jalur untuk pengunjung yang menuju Pulau dan yang akan pulang dari Pulau secara gratis oleh panitia penyelenggara.
Seperti ini loh jembatan penyebrangannya :)


Salah satu tempat pengangkutan penumpang menggunakan tongkang dan melalui jalur air adalah di belakang Kelenteng marga Tjia, atau biasa disebut 'Kelenteng Rumah Buruk'  di daerah Pasar Buah, 16 ilir atau Vihara Girisatya, bisa juga melalui dermaga di 10 ulu atau kelenteng Dewi Kwan Im.
Kalau saran saya lebih baik naik angkutan tongkang melalui jalur air terlebih jika ingin pergi ke Pulau di malam hari, meskipun ramai dan terkadang berdesak-desakan dengan pengunjung lain tapi mendapatkan bonus pemandangan eksotis sepanjang sungai Musi di malam hari. :)

Dan biasanya pada hari ke 13 penanggalan Lunar dan kebetulan tahun ini tepat pada tanggal 04 februari, dan kebetulan juga adalah malam minggu, pulau Kemaro ramai pengunjung, dari orang tua, anak-anak, bahkan remaja yang menghabiskan malam dengan berkumpul bersama teman-temannya, dengan tujuan memanjatkan doa, menonton atraksi Barongsai, mencari jodoh, atau sekedar menuliskan namanya dan pasangan di pohon cinta dengan harapan berjodoh hingga akhir hayat :) , atau sekedar menghabiskan malam di pulau Kemaro yang hanya bisa di lakukan satu tahun sekali ini.
Selain itu khusus di hari ini (menurut panitia) di pasang tak kurang dari 2000 lampion dan juga ada atraksi dari 8 barongsai + naga, tanjidor, band, orgen tunggal, komidi putar, dan tak ketinggalan wayang cina (I love this one! *__* ) untuk menghibur pengunjung. Selain itu juga banyak lapak PKL yang menjual perlengkapan sembahyang, aksesoris juga makanan sepanjang hari hingga hari minggu nanti (harganya di pastikan lebih mahal dari harga normal di luaran). Jadi jangan khawatir pengunjung tidak akan kelaparan selama di pulau tersebut. :)




Di Pulau Kemaro ini terdapat Kelenteng Soei Goeat Kiong yang di cat berwarna merah, di bangun sejak tahun 1962, di sisi lain terdapat sebuah Pagoda berlantai 9 yang baru di bangun tahun 2006 berdiri menjulang di tengah-tengah pulau. Sedang di sisi lain terdapat beberapa patung khas yang sering ada di legenda cina, salah satunya patung Dewi Kwan Im. Ritual sembahyang para umat Tridharma adalah di mulai dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian di lanjutkan menuju altar Toapekong, Buyut Siti Fatimah dan Pangeran Tan Bun Ann, lalu ke arah belakang kelenteng, menuju altar Dewi Kwan Im, TIang Sang Sen Mu (Menurut legenda adalah Dewi penguasa lautan yang menentukan hasil tangkapan nelayan di laut) lalu terakhir menuju altar para Prajurit Penjaga.

Hal menarik selanjutnya tentang pulau Kemaro ini adalah legenda cinta tragis yang terjadi pada jaman  kerajaan Palembang masih berdiri. ( Nah Tetep ada cecintaannya... xD )

Kisah berawal saat Siti Fatimah, putri Raja Palembang, yang dilamar oleh saudagar sekaligus Pangeran Tiongkok bernama Tan Bun Ann. Siti Fatimah mengajukan syarat pada Tan Bun Ann agar menyediakan 9 guci berisi emas. Keluarga Tan Bun Ann pun menerima syarat tersebut.
Untuk mengurangi risiko perampasan oleh bajak laut, guci berisi emas itu pun di tutupi dengan asinan sawi oleh pihak Tan Bun Ann. Sesampai di dekat lokasi Pulau Kemaro, Tan Bun Ann terdorong untuk memeriksa isi guci. Melihat isinya yang cuma asinan sawi, ia pun kesal dan membuang guci-guci itu ke sungai. Guci terakhir yang ia lempar ternyata pecah dan di situlah ia melihat keping-keping emas berada di bagian dalam guci yang di tutupi oleh asinan sawi.

Merasa terlambat menyadari hal itu, Tan Bun Ann segera terjun ke sungai untuk mengambil kembali guci-guci tersebut. Karena tak muncul-muncul, pengawalnya pun ikut terjun mencarinya. Hingga pengawal tersebut tenggelam pula. Siti Fatimah pun berinisiatif terjun dengan niat membantu sambil berkata, "Jika saya tak muncul dan ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini, maka di situlah kuburan saya." Ternyata mereka tak ada yang pernah muncul ke permukaan lagi. Maka, untuk mengenang mereka, di buatlah makam di Pulau Kemaro ini. Makam Siti Fatimah bisa di temukan di dalam kelenteng.

Keberadaan kelenteng ini menjadi daya tarik sendiri bagi para penganut Tri Dharma untuk datang sembahyang. Terlebih saat perayaan Cap Go Meh. Tidak hanya warga Kota Palembang, tapi juga warga daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, warga Hongkong, Singapura, China, dan lain-lain juga datang berombongan ke sini. Dan menyebabkan tempat penginapan fully booked :)
Dan warga selain etnis Cina pun banyak yang datang ke pulau Kemaro untuk sekadar berkunjung belajar sejarah, legenda, memotret, atau sekedar melancong.

Nah, bagi yang sudah di kota Palembang hari ini jangan lewatkan kesempatan berkunjung ke tempat istimewa ini, atau bagi yang baru berencana akan datang ke kota Palembang buatlah perjalanan menuju ke pulau Kemaro sebagi salah satu tujuan tempat bersejarah pada daftar perjalanan anda saat mengunjungi Palembang.



* Tulisan ini di buat berdasarkan hasil baca sana sini dengan bantuan Engkong Google, juga bertanya sana-sini pula, jika ada kesalahan penulisan, kurang jelas, salah urutan dll, mohon di maafkan.
Enjoy your trip :)
* Foto-foto akan di tambahkan nanti setelah saya berkunjung ke sana ya :)


Palembang, 04 Januari 2012
With Love,
Lia

No comments: