Wednesday 15 February 2012

#Letter To Ollie

Dear Mbak Ollie,

Apa kabarmu hari ini?
Semalam sekilas aku baca di linimasa ada yang mengirimkan surat terbuka untukmu, ditulis di blog masing-masing, senang rasanya, akhirnya punya kesempatan menulis surat khusus untukmu. Setelah sekian lama tersimpan di buku coretanku dan entah sampai kapan akan tersimpan jika tak pernah ada kesempatan seperti ini. Namun karna kelelahan dan rasa kantuk tadi malam yang tak tertahan surat ini baru aku buat di kantor hari ini, sore ini.

Baiklah, segala alasan keterlambatan tak begitu penting untuk di baca, kumulai saja dengan....
Pertama kali mengenal Mbak Ollie justru setelah bertemu Nulisbuku.com terlebih dahulu ;p
Dan langsung kagum setelah tahu salah satu Insiatornya adalah dirimu. seperti yang pernah aku tuliskan jika tak bertemu nulisbuku di Twitter, mungkin akun ku hanya bertahan selama beberapa bulan saja. Tetapi aku percaya dengan yang dikatakan Mbak Lala Purwono, "Setiap tulisan memiliki takdirnya sendiri."
Aku memang baru belajar untuk menulis lebih rapih, lebih terarah, dan karena masih saja tak percaya dengan hasil tulisanku sendiri, sampai detik ini semangatku sering hilang, mood menulis naik turun, dan ragu untuk mencetak buku novelku sendiri, tapi terima kasih untuk Nulisbuku yang sering mengadakan Project buku sehingga dari sanalah aku berusaha belajar menilai tulisanku sendiri dan memperbaikinya. Dan aku pasti akan mencetak buku yang isinya hasil karyaku sendiri. Secepatnya. :)

Mbak Ollie, mungkin lupa kalau kita pernah bertemu di #WORDISME beberapa waktu lalu, aku dan temanku Meidina sempat meminta foto bareng di sela jeda waktu Coffee Break, sebenarnya hasil foto tempo hari tidak terlalu bagus, maksudnya saking grogi bisa foto bareng, aku bahkan sampai lupa caranya tersenyum, tapi untuk meminta mengulang lagi aku merasa sungkan karna sepertinya Mbak letih sekali saat itu. Pastilah demikian karna menyelenggarakan workshop sebesar dan sesukses itu pasti menyita banyak tenaga dan bahkan mencuri waktu istirahatmu ya Mbak?
Jadi aku hanya berharap akan diberikan waktu lain untuk bisa bertemu untuk sekedar ngobrol atau foto bersama denganmu. Semoga ya..

Tapi satu hal mungkin aku akan membuatmu sedikit bosan, selain aku gampang merasa nervous ketika bertemu orang-orang baru, aku juga tidak terlalu banyak tahu banyak soal dunia bisnis, aku juga bukan "Geek" aku ga ngerti apa-apa soal tekhnologi,  aku bahkan ga tahu perbedaan  dari ponsel Blackberry dan Android, tapi aku senang bertemu dengan banyak orang, orang-orang yang pintar, memiliki visi ke depan, punya jutaan ide, dan berhasil mewujudkan mimpinya, bahkan mimpi banyak orang lain. Hanya untuk sekedar mengamati dan mendengar kisah mereka. Setelah itu aku seperti baterai yang habis di-recharge, mungkin juga aku semacam buku tulis kosong yang siap dipenuhi tulisan kisah perjalanan setiap orang yang kutemui, selain memperkaya diri, memenuhi kekosongan bagi diri sendiri, mungkin aku juga bisa membaginya bagi orang lain. Dan salah satu orang yang tepat untuk itu adalah dirimu Mbak.

Karena berkat Nulisbuku, aku bertemu dengan banyak orang-orang hebat. Punya banyak teman yang sama-sama suka menulis, sedang belajar menulis, atau sekedar menggemari tulisan. Berkatmu aku menemukan "Rumah" lain lagi, dan punya saudara baru di Nulis Buku Club Palembang.
Di sana ada Andhika, Lymirza, Dhea, Sekar, Suzan, Rachmi, Vyna, Desi, Rachma, Azmi, bahkan teman yang jauh lebih muda seperti Rido dan banyak lagi yang lain.
Lihatlah, buah pikiran dan idemu juga teman-teman yang lain di Nulisbuku sudah mempertemukan kami semua Mbak.. Kurasa tak berlebihan jika aku termasuk salah satu orang yang mengagumimu :)

Ini bukan surat cinta Mbak, ini hanya sedikit tulisan tentang apa yang aku rasakan dan aku pikirkan tentang dirimu. Jadi tak ada kata-kata yang akan bermetamorfosa menjadi kupu-kupu dan menggelitik perutmu kali ini, hanya sekedar surat yang panjang dan lama dariku. Semoga saja ini tidak membuatmu kecewa.

Oya aku juga punya beberapa pertanyaan untukmu Mbak,
"Dengan sekian banyak kesibukan yang seperti tanpa henti, setiap hari, pernahkah suatu waktu sebelum tidur atau saat bangun tidur, merasa kosong yang entah karena alasan apa dan harus bagaimana mengatasinya selain menyibukkan diri lagi?"
"Pernahkah Mbak merasa kehilangan sesuatu yang mungkin bahkan belum pernah dimiliki dan justru bahkan tahu sesuatu itu bukan untuk diri Mbak?"
"Bagaimana caranya menerima dan berbahagia dengan kenyataan bahwa di masa lalu sempat melakukan kesalahan yang tak akan bisa diperbaiki lagi dan mencuri kebahagiaan di masa muda?"
Ahhh, aku memang aneh, meskipun aku tahu akan sedikit sulit bagimu memberikan jawaban pasti dari semua pertanyaanku ini, tetap saja pertanyaan ini yang aku ketik untukmu. Hanya sekedar ingin tahu apakah Mbak juga pernah merasakan hal-hal seperti itu meskipun pemikiran dan ide-ide cemerlang selalu berdesakan menjelajah ruang pikiran.

Mbak Ollie, terima kasih sudah membaca suratku, sebenarnya masih banyak yang ingin aku tuliskan, tanyakan dan sampaikan, tetapi lain kali sajalah, karena aku percaya masih ada kesempatan lain untuk menulis surat untukmu, atau mungkin bertemu langsung untuk mengobrol di sela-sela padatnya jadwalmu? Semoga :)

Semoga di saat kesempatan itu datang, aku sudah cukup pandai mengendalikan rasa gugupku, semoga di saat itu Mbak ga bosan berbincang denganku, dan semoga saat itu tak akan lama lagi ya? :)




With Love,
Lia.

No comments: