Saturday 19 May 2012

Pakaian Yang Tak Pernah Rapi Meski Telah Disetrika

Pagi ini terlintas di pikiranku satu pertanyaan berapa banyak pelajaran dalam hidup yang bisa diambil darimana saja.
termasuk pakaianku hari ini.
sebelum mulai menulis lebih jauh, pertanyaanku, "ada berapa banyak koleksi pakaian kalian yang sangat sulit disetrika?"
kalau aku? Banyak
ahahahahahahahaha.... #ketawangenes

bukan karena ia terbuat dari besi, atau di permukaan kainnya bertaburan permata. tapi benar-benar terbuat dari kain, jenis apa saja, tetapi meski ketika dicuci sudah menggunakan pelembut cucian, dan disetrika menggunakan pelicin pakaian, tetap saja pakaian itu acak-acakan, tidak rapih, tidak licin seperti kita menyetrika pakaian yang lain, intinya meski sudah berusaha keras, pakaian tersebut terlihat hanya disetrika ala kadarnya saja. alias masih berantakan, alias lagi masih kusut dan tidak rapih.
pasti pada menghela napas, ga tau karna tulisanku yang puanjanggg buat jelasin arti pakaian yang ga mau rapi itu atau karna teringat... oh yaa... benar aku punya satu atau dua atau tiga pakaian seperti itu. gotcha. :D

jangan sedih. ada cara mudah dan instan buat mendapatkan pakaian rapih tanpa susah payah merendam ketika masih menjadi cucian dengan pelembut, dan kemudian menyetrika berulang-ulang dengan pelicin pakaian. iya cara yang sangat mudah, sudah tersedia, dibawa ke laundry alias binatu. yang pastinya dengan cara membayar, yang mungkin bisa saja dengan harga cukup mahal. :))

lalu apa tujuan nulis ini?
ya pastinya ga cuma bahas soal pakaian, karna sekarang saya akan jadi semacam buzzer para pemilik laundry xD
ini ada hubungannya dengan saya, kita, lingkungan dan pelajaran hidup.

pakaian yang tak bisa rapi meski sudah disetrika, yang bahkan sudah berulangkali menggunakan pelembut cucian, dan pelicin pakaian hari ini saya ibaratkan dengan sikap pembawaan seseorang, yang parahnya terkadang disebut 'prinsip'
sikap seseorang yang keras dan sulit dikasih pengertian, akan selalu menyulitkan bagi kita yang dekat dengannya dan tak sepaham, ibaratkan dengan pakaian yang tak rapi tapi harus dipakai juga.

dengan orang tersebut, meski kita sudah bersikap baik yang sewajarnya, sudah dicoba memberi perhatian, memberi penjelasan yang paling mendekati nalarnya. (uppss, i didn't mean it) tapi tetap saja (dengan sengaja) mencari celah untuk mempersulit kita. mencoba mempengaruhi kita yaaaanggggg bodohnya, seringkali akhirnya terpengaruh hingga membuat mood kita buruk sepanjang hari. --_____--"

orang dengan pembawaan ga bisa lihat orang lain senang itu, memang sulit untuk diperbaiki, karena memang ga sepenuhnya bisa, dan ga ada orang yang bisa memperbaiki orang lain dengan gampangnya, dan tanpa pengorbanan. di sini maksudnya mungkin berkorban perasaan. :)))
*uyeaaahhh, yang bilang ini curcol saya jitak!

lalu pengibaratan dengan pakaian adalah jika pakaian yang sulit distrika bisa rapi dengan dibawa ke laundry yang berarti kita harus membayar. begitu pula dengan mereka yang punya kecenderungan ga bisa lihat orang lain senang. suatu saat mereka akan menjadi lebih rapi, which means... sementara menjadi terlihat lebih baik, ketika sudah membayar atas apa yang mereka perbuat.
*karma is a bitch, just remember they always forget to do-knock-knock-sign to warn you.

dan, sekali lagi itu hanya sementara, mereka hanya akan menjadi lebih baik di saat tertentu, saat mendapatkan peringatan, pelajaran yang dibayar dengan mahal. dan setelah beberapa lama, mereka akan kembali lagi pada sifat asalnya. yeaahh, hope less hurt less.
sama persis kan? dengan pakaian-yang-tak-rapi-juga-meski-sudah-disetrika dan ketika dibawa ke laundry menjadi rapi, lalu untuk beberapa waktu disimpan dalam lemari saja atau setelah dipakai akan kembali berantakan. :)

pakaian yang tak bisa rapi meski telah disetrika = orang yang pembawaannya sulit.

di laundry = mungkin jahat jika kita mendoakan mereka mendapat pelajaran dan membayar apa yang sudah mereka lakukan dengan harga yang paling mahal. tapi jujurlah... sekali, dua kali kita pernah melakukannya.
berharap Tuhan yang akan membalasnya? don't we?

jadi ternyata banyak yang bisa dipelajari meski hanya lewat pakaian dan setrikaan, saya tak mencoba bijak, hanya menuliskan apa yang terlintas dipikiran dan ternyata berkaitan dengan kehidupan sehari-hari saya.

jadi jangan mengeluh. jika tak suka pakaian yang tak bisa rapi itu, jangan dipakai, atau jangan dibeli sekalian. tapi jika ternyata pakaian itu diperlukan untuk digunakan dalam suatu acara tertentu, terlanjur dibeli, bersyukurlah kita belajar kesabaran ketika berusaha membuatnya rapi atau berterima kasihlah kepada pemilik laundry untuk membuat pakaian tersebut rapih meski dengan cara membayar.

seperti orang-orang yang ternyata tak sepaham dengan anda, silakan dihindari, jika tak suka, atau jika tak bisa dihindari, terlanjur memiliki hubungan, terlanjur berada di lingkungan anda, bersabarlah (lagi), jangan diambil hati dan jangan biarkan mereka menguasai anda, menjadi mimpi buruk dan merusak mood anda seharian. mereka akan berubah ketika suatu waktu mereka harus membayar perbuatannya.dan saat itu tiba berterima kasihlah kepada Tuhan, karna dengan mengenal mereka, kita jadi tahu bahwa kita tak ingin seperti mereka.

ahhhh, kepanjangan lagi.
huffhhh...#pasang kedua tangan di dagu *ngalay* semacam iri, sama teman-teman yang bisa nulis di blog dengan singkat dan padat.

yahh... anyway, selamat membaca, selamat menelaah, semoga bisa bermanfaat dan selamat hari Sabtuuuuu...

Cheers, xoxo

Lia



1 comment:

Unknown said...

Gaya bahasa yang apa adanya. Asik dibacanya :D